Thursday, December 10, 2009

Tantangan Sindrom Musim Kedua Buat Torres


Di Inggris ada satu sindrom yang ditakuti banyak pemain baru, yaitu sindrom musim kedua. Fernando Torres meraup sukses besar di musim pertamanya bersama Liverpool. Bagaimana musim ini?

Jika seorang pemain tampil memukau di musim pertamanya tapi melempem di musim berikutnya, itu berarti si pemain terkena sindrom musim kedua. Salah satu penyebabnya adalah pemain-pemain lawan sudah mulai mengetahui karakter permainan yang bersangkutan sehingga lebih bisa mengatasinya.

Musim lalu Torres menjadi debutan Premiership yang menuai sukses besar. Ekspektasi mencetak banyak gol mampu ia wujudkan. Total 33 gol ia sumbangkan buat The Reds di semua kompetisi, di mana 24 di antaranya dihasilkan di level liga. Itulah torehan tertinggi seorang pemain asing di musim pertamanya dalam sejarah Premier League.

Bagaimana musim ini? Mampukah Torres tetap subur gol? Tandemnya di lini depan Liverpool, Dirk Kuyt, meyak! ini demikian. Menurut striker Belanda itu, Torres bahkan akan lebih menawan di musim keduanya di Inggris ini.

"Saya pikir dia bisa lebih baik lagi di musim ini. Umur dia baru 23, pasti akan lebih baik dan terus membaik," ungkap Kuyt seperti dikutip The Sun.

Dikatakan Kuyt, Torres dari awal sudah menyadari betapa sulitnya berkompetisi di Liga Inggris. Namun kenyataannya ia mampu melewatinya dengan sangat baik.

"Dia hanya harus berhati-hati dengan orang-orang yang kini sudah mengenal dia. Tapi untuk pemain sekualitas Fernando, dia akan selalu sulit dilawan. Dia tahu itu, dan bek-bek lawan pun demikian. Mereka akan ngeri pada dia. Jika dia tetap fit, dia akan lebih baik dibanding musim lalu."

Torres baru akan bergabung ke markas latihan Liverpool hari Kamis besok, setelah menikmati liburan musim panasnya, setelah mengecap sukses menjuarai Piala Eropa 2008 bersama timnas Spanyol. Torres adalah pencetak gol tunggal di partai ! final, saat "Tim Matador" mengandaskan Jerman 1-0.